Akhir2 ini saya sedikit terusik dengan gencarnya sebuah organisasi pendukung laktasi menghimbau 'berbagai gerakan berhenti minum susu formula (baik untuk bayi, batita, balita, sampai orang dewasa)'
Entah apalah wacana nya, simpang siur dan menurut saya agak memusingkan kepala. Belum lagi dengan marak nya sebaran gambar2 wanita yang bekerja/beraktifitas sambil menyusui bayi nya.. lalu ditambah dengan kalimat "MENYUSUI ITU INDAH DAN MUDAH" he..he..he.. hebat kan ya?!
Itu masih bagus, asalkan jangan ada tambahan ocehan mengenai perdebatan ASI vs SUFOR atau FULL TIME MOM vs WORKING MOM ya.. yang bisa bikin emosi meluap dan ga pernah ada habis nya.
Saya memang bukan anggota asosiasi tersebut, bukan pula penentang mereka. Saya tau mereka sudah membantu begitu banyak ibu di Indonesia! Memberikan edukasi yang lengkap tanpa letih..
Saya juga tidak tau apa saja agenda kerja mereka. Tapi kalau saya boleh bicara (tanpa diserang dan dianggap pendukung susu formula), ingin sekali saya beserta seluruh ibu yang bernasib sama untuk mengungkapkan isi hati ini..
Untuk apa kalian menentang konsumsi susu bagi manusia? Susu itu bukan racun.. bukan pula minuman yang memabukan! Susu yang kalian perdebatkan itu berasal dari seekor hewan ciptaan Tuhan.. yang dimana tertulis jelas bahwa semua ciptaan Tuhan pasti ada manfaatnya bagi kehidupan manusia (cari sendiri lah sumbernya menurut agama dan kepercayaan masing2). Ditambah lagi saya rasa sebagian besar masyarakat Indonesia sudah cukup cerdas untuk memilah mana yang baik untuk mereka. Apakah kalian ingin terus 'berjuang' sampai semua industri persusuan gulung tikar?? Lalu bagaimana nasib mata rantai yang lainnya? Para buruh pabrik? Para karyawan nya? Para peternak sapi perahnya? Para industri kecil penjual pakan hewan? Dan masih banyak lagi dibelakangnya...
Kenapa kalian tidak menghabiskan energi dan usaha kalian untuk membantu kami, para ibu bekerja agar dapat CUTI BERSALIN selama minimal 6 bulan misalnya.. Agar kami dapat konsentrasi menyusui bayi2 kami secara ekslusif tanpa harus berjibaku dengan pompa dan tumpukan pekerjaan yang membuat stress?!
Mungkin... ini mungkin yaaaa, daripada kalian habis2an memerangi industri itu, apakah tidak lebih amanah kalau kalian 'berjuang' agar pemerintah terkait bisa membuat peraturan cuti bersalin selama minimal 6 bulan di seluruh perusahaan di Indonesia? Hanya saran yaa.. kalau bisa dipikirkan ya Alhamdulillah...
Lalu kenapa kalian heboh menyebarkan foto2 wanita bekerja sambil menyusui bayi?
Apakah kalian sadar itu hanya menyakiti hati kami para ibu yang bekerja kantoran, terikat dengan 8 jam kerja serta berbagai peraturan perusahaan? Jangankan sambil menyusui bayi, bekerja sambil bawa anak balita saja kami tidak bisa! Boro2 bisa bawa bayi saat bekerja! Lalu apakah sudah ada usaha kalian mengatasi hal tersebut?
Well, saya tau.. bila ada beberapa pembaca tulisan ini akan berkata "Salahnya sendiri memilih kerja kantoran! Tanggunglah sendiri resikonya!" Hehehe... kalau itu yang akan anda katakan, maaf saja saya sudah kebal mendengarnya. Hidup saya bukan urusan anda kok.. dan apapun pilihan saya juga bukan hak anda untuk menilai saya.
Sekali lagi, saya sebagai seorang ibu bekerja kalau boleh mau menyumbang saran.. yang kali aja bisa dipenuhi oleh asosiasi ini :
1. Cuti bersalin minimal 6 bulan, karena menurut WHO, ASI exclusive itu wajib diberikan (bisa mungkin) sampai usia 6 bulan.
2. Waktu istirahat lebih untuk para busui yang bekerja dikantor. Karena 1 jam mungkin hanya cukup untuk makan siang dan sholat (bagi yang muslim). Kami tidak memiliki cukup waktu untuk relax sejenak dan memompa ASI kami... andaikan bisa diberikan dispensasi para busui mendapat istirahat 2 jam??
3. Waktu bekerja dipercepat. Kami harus pergi pagi hari meninggalkan bayi2 kami yang mungkin belum bangun tidur. Dan kami sampai di rumah malam hari ketika bayi2 kami sudah kembali tidur. Belum lagi energi kami yang sudah habis di perjalanan.. mungkin kalau bisa jam masuk kantor untuk para busui 1 jam setelah nya dan jam pulang kantor 1 jam sebelumnya.. (9 to 4 instead of 8 to 5)
4. Ruang Nursery yang layak dan nyaman disetiap perusahaan. Apakah tidak lebih baik kalian menggalakkan program 'grebek ruang nursery' ketimbang mematikan usaha mereka? Dengan begitu para karyawati akan merasa lebih nyaman memberikan ASI kepada anak2 nya ketimbang membeli susu formula yang menguras pengeluaran bulanan kami.
Sebenarnya masih banyak lagi yang menjadi ganjalan di pikiran dan hati kami... tapi cukup itu saja dulu yang mudah2an kalian bisa membantu kami semua.
Itu saja sudah cukup. Karena saya tau, kalian... saya... mereka.. kita semua adalah sama2 seorang ibu yang pasti menginginkan yang terbaik untuk anak2nya.
Salam Busui,
Vivi